Dian Swastatika Sentosa
Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) bergerak di bidang penyediaan listrik, perdagangan, real estat dan infrastruktur, batu bara dan jasa konstruksi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1998.
Perusahaan ini juga berbisnis di bidang multimedia dan perdagangan pupuk & bahan kimia. Hingga tanggal 31 Desember 2020, perusahaan ini memiliki cadangan batubara termal terbukti dan terduga sebanyak 1,323 milyar ton, mengoperasikan tujuh unit PLTU, dan melayani 187.269 pelanggan multimedia di seluruh Indonesia.
PT Astra Agro Lestari Tbk. adalah anak usaha Astra International yang bergerak di bidang pertanian. Hingga akhir tahun 2020, luas kebun kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan ini mencapai 287.604 hektar, yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 3 Oktober 1988 dengan nama PT Suryaraya Cakrawala. Pada bulan Januari 2015, perusahaan ini membeli 50% saham sebuah pabrik pengolahan minyak sawit di Dumai, Riau yang dimiliki oleh KL-Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd. dengan kapasitas pengolahan mencapai 2.000 ton minyak sawit mentah per hari.
Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mengembangkan bisnis penggemukan sapi di Waru, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kalbe Farma Tbk (KLBF) adalah perusahan yang bergerak di bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi termasuk obat-obatan dan produk kesehatan konsumen.
Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini telah berhasil menjual produk perusahaannya di lebih dari 43 negara yang tersebar di 5 benua. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga mengoperasikan sejumlah klinik kesehatan dan laboratorium klinik.
Pada bulan Mei 2022, melalui Kalbe International, perusahaan ini membentuk sebuah joint venture dengan Ecossential Food asal Filipina, yang diberi nama Kalbe Ecossential International Inc. untuk memasarkan produk non-obat resep buatan Kalbe di Filipina.
MIND ID (Mining Industry Indonesia) bergerak di bidang industri pertambangan. Perusahaan ini merupakan holding dari beberapa perusahaan tambang besar di Indonesia. MIND ID mengelola dan mengawasi operasi penambangan berbagai mineral dan logam, seperti emas, tembaga, nikel, bauksit, dan batu bara. Beberapa anak perusahaan yang berada di bawah MIND ID termasuk PT Freeport Indonesia, PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk.
MIND ID didirikan sebagai bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk mengkonsolidasikan perusahaan-perusahaan tambang negara dan meningkatkan efisiensi serta daya saing sektor pertambangan nasional.
Perusahaan besar umumnya mencari kandidat dengan keahlian spesifik dan pendidikan formal yang relevan. Lanjutkan pendidikan formal jika memungkinkan dan ikuti pelatihan atau sertifikasi di bidang yang dibutuhkan (misalnya, sertifikasi digital marketing, akuntansi, atau manajemen proyek).
Banyak posisi di perusahaan besar diisi melalui rekomendasi atau referensi. Membangun koneksi dengan karyawan atau alumni yang bekerja di sana bisa menjadi langkah penting. Hadiri acara karier, ikuti komunitas profesional di LinkedIn, atau terlibat dalam seminar dan kegiatan industri untuk memperluas jaringan.
CV yang relevan dan profesional adalah langkah pertama untuk menarik perhatian perekrut. Jangan lupa memperbarui profil LinkedIn dengan pengalaman dan pencapaian terkini. Sesuaikan CV dengan posisi yang dilamar dan tonjolkan pencapaian berbasis hasil (misalnya, “meningkatkan penjualan sebesar 20% dalam 6 bulan”).
Perusahaan multinasional atau besar sering kali membutuhkan karyawan dengan kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Tingkatkan kemampuan bahasa dengan mengikuti kursus atau mengambil tes seperti TOEFL atau IELTS.
Perusahaan besar menghargai pengalaman praktis. Magang atau proyek freelance di bidang terkait bisa membantu membangun portofolio dan menunjukkan komitmen. Cari peluang magang atau part-time di perusahaan yang relevan atau ambil proyek mandiri untuk memperkaya pengalaman.
Perusahaan besar sering menerapkan proses seleksi berlapis, seperti tes kemampuan, wawancara teknis, dan assessment center. Latih diri untuk wawancara dan psikotes, serta pelajari tentang perusahaan dan industri agar lebih siap saat proses seleksi.
Selain kompetensi teknis, kemampuan komunikasi, kerja tim, dan problem-solving menjadi nilai tambah besar. Berikan contoh nyata dalam wawancara mengenai pengalaman bekerja dalam tim atau memimpin proyek.
Setiap perusahaan besar memiliki budaya dan nilai yang khas. Menyesuaikan diri dengan nilai ini akan meningkatkan peluang kamu. Pelajari budaya perusahaan melalui situs resminya atau platform seperti Glassdoor. Berikan jawaban dalam wawancara yang menunjukkan bahwa kamu cocok dengan nilai-nilai mereka.
Banyak perusahaan besar memiliki program management trainee atau graduate program bagi lulusan baru. Ini bisa menjadi jalur cepat menuju posisi strategis. Daftarkan diri pada program-program tersebut dan ikuti proses seleksinya dengan persiapan matang.
Kompetisi untuk masuk ke perusahaan besar sangat ketat. Penting untuk tidak putus asa jika ditolak dan terus memperbaiki diri. Analisis hasil wawancara atau seleksi sebelumnya untuk mengetahui area yang perlu diperbaiki, dan coba lagi di kesempatan berikutnya.
KOMPAS.com - Indonesia menerapkan pembagian waktu sesuai dengan letak astronomisnya, yaitu WIB, WITA, dan WIT.
Lokasi astronomis Indonesia yang berada di antara 96° BT hingga 141° BT menurut garis bujur ini digunakan untuk menghitung perbedaan waktu berdasar lama bumi berotasi pada porosnya yaitu sekitar 24 jam.
Baca juga: Negara dengan Zona Waktu Terbanyak, Memiliki 12 Zona Waktu
Melansir laman pusdik.kkp.go.id, pengaturan waktu secara astronomis dikenal dengan beberapa cara seperti Local Mean Time (LMT) atau waktu menengah setempat; Greenwich Mean Time (GMT) atau waktu menengah Greenwich, Standard Time atau waktu tolok, dan Zone Time atau waktu mintakad (membagi bumi dalam 24 zona waktu pada setiap selisih 15 derajat).
Baca juga: Pertama Kali Sahur di Pesawat, Armand Maulana Bingung soal Zona Waktu
Lebih lanjut, perbedaan lokasi berdasar garis bujur inilah yang kemudian digunakan untuk melakukan membagi wilayah di Indonesia ke dalam tiga zona waktu.
Baca juga: Sejarah Penetapan Zona Waktu di Dunia hingga Usulan Penghapusannya
Hantu Kuyang di malam hari
Kujang merupakan jenis hantu yang mungkin bukan hanya dikenal di Kalimantan, tapi juga sudah tidak asing lagi untuk beberapa wilayah di Indonesia. Konon katanya, kuyang adalah sebuah sosok perempuan yang kerap menjalankan kehidupan dengan mempelajari ilmu hitam dan membuat dirinya mempunyai bentuk yang jauh berbeda dan sangat menyeramkan.
Kabarnya, ilmu hitam ini dianut dengan tujuan untuk mempunyai wajah selalu cantik dan kehidupan abadi. Berbicara mengenai wujud hantu, kuyang mempunyai kepala manusia dengan isi tubuh yang terurai tanpa kulit. Kuyang umumnya berkeliaran dengan terbang di malam hari untuk mencari darah bayi atau darah wanita setelah melahirkan.
Jelangkung merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supranatural. Permainan tersebut biasanya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil arwah. Media yang dipakai untuk menampung makhluk halus atau energi supernatural yang dipanggil dalam permainan Jelangkung ini adalah sebuah gayung air. Gayung tersebut biasanya terbuat dari tempurung kelapa dan didandani pakaian serta bergagang batang kayu.
Hantu paling menyeramkan berikutnya adalah kuntilanak yang dalam bahasa Melayu adalah Pontianak atau Puntianak dan kerap disingkat sebagai kunti. Ini adalah hantu yang diyakini berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau perempuan yang meninggal dunia lantaran melahirkan dan anaknya belum sempat lahir.
Nama puntianak sendiri adalah singkatan dari perempuan mati beranak. Sosoknya sering digambarkan sebagai seorang wanita dengan memakai baju putih tampak sebagai jubah. Kuntilanak mempunyai wajah yang menyeramkan dengan rambut panjang terurai dan memiliki suara khas yang melengking.
Leak adalah sosok hantu yang tentunya sudah tidak asing lagi bukan hanya untuk masyarakat Bali, tapi juga masyarakat Indonesia. Leak digambarkan sebagai hantu dengan wujud berbentuk besar dengan mata besar dan gigi tajam.
Di siang hari, leak biasanya akan menyamar sebagai seorang manusia biasa. Leak akan beraksi di malam hari untuk mencari mangsa di kuburan. Mulai dari organ-organ tubuh manusia yang akan dipakai untuk membuat ramuan sihirnya.
Tentunya pocong adalah sosok hantu paling menyeramkan di Indonesia dan menjadi yang paling populer. Pocong adalah sosok yang mirip seperti jenazah yang dibungkus dengan kain kafan putih. Pocong sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang kemudian pemakaiannya meluas dalam bahasa Indonesia. Pocong biasanya akan muncul di daerah yang banyak ditumbuhi dengan pisang atau pohon bambu.
Genderuwo dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai sebuah hantu dengan wujud tinggi besar, kekar, dan dipenuhi dengan bulu lebat di sekujur tubuhnya. Hantu paling menyeramkan ini memiliki kegemaran berdiam di pohon besar yang teduh atau sudut lembap yang gelap.
Cerita-cerita misteri yang mengatakan bahwa genderuwo kerap mengubah fisik menjadi seorang pria dan kemudian menghamili perempuan. Banyak orang yang mempercayai bahwa genderuwo merupakan arwah orang yang meninggal dunia dan belum mau naik ke akhirat.
Tuyul merupakan sosok hantu yang paling banyak tersebar di Indonesia, terutama pulau Jawa. Tuyul diwujudkan dengan anak kecil atau orang kerdil yang berkepala gundul dengan kulit keperakan dan bersuara seperti anak ayam. Tuyul dipekerjakan untuk mencuri uang. Tapi, sosok ini dipercaya terbentuk dari janin orang yang keguguran atau bayi yang meninggal saat lahir.
Sundel bolong merupakan salah satu mitos dari penduduk urban Indonesia yang mengatakan bahwa ada sesosok hantu wanita dengan rambut panjang dan bergaun putih. Akan tetapi, ia memiliki punggung bolong sehingga organ tubuhnya terlihat.
Sundel bolong diceritakan sebagai sosok perempuan yang tewas terbunuh lantaran diperkosa atau melahirkan anaknya di dalam kubur. Sosok ini paling melekat karena penampilan Suzana dalam deretan film horor tahun 80-an.
Baju Tradisional yang Tak Lekang oleh Zaman
Perubahan waktu pemakaian juga berlaku di model dan warna baju khas Jawa ini. Dengan mengikuti perkembangan zaman, model baju tradisional ini juga berubah menjadi lebih modern dengan modifikasi bentuk, aksesori, serta warna-warna pop yang menyesuaikan tren busana saat itu. Perubahan ini menjadikan wanita masa kini tak merasa malu mengenakannya dan menjadikannya busana wajib pakai di momen-momen spesial.
Daerah yang kaum perempuannya mayoritas mengenakan kebaya adalah perempuan yang tinggal di Pulau Jawa. Tapi ternyata, baju tradisional ini tidak hanya berasal dari sana saja, ada juga beberapa perempuan dari daerah lain yang mengenakan kebaya sebagai busana sehari-hari mereka pada zaman dahulu. Salah satunya Pulau Bali.
Tiap jenis pakaian ini memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari bentuk, detail, aksesori, dan juga warna. Penasaran apa saja jenisnya dan yang membedakannya satu sama lain? Yuk, cek penjelasannya di bawah ini.
Artikel terkait: Rumah Kebaya, Rumah Adat Suku Betawi yang Unik dan Kaya Nilai Filosofi
Waktu Indonesia Timur (WIT)
WIT memiliki perbedaan waktu dua jam lebih lambat dari WIB dan satu jam lebih lambat dari WITA dengan wilayah mencangkup Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
Sumber:peraturan.bpk.go.id pusdik.kkp.go.id kompas.com kids.grid.id bobo.grid.id
Bank Mayapada Internasional
Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) bergerak dalam kegiatan perbankan dan jasa keuangan lainnya. Bank Mayapada mulai beroperasi secara komersial pada 16 Maret 1900. Konglomerat di balik Mayapada Group adalah Dato' Sri Tahir. Pria kelahiran Surabaya ini juga dikenal dengan nama Ang Tjoen Ming. Bisnisnya menggurita dari bank hingga rumah sakit.
Saat ini Bank Mayapada Internasional telah memiliki 216 kantor dan 144 ATM serta lebih dari 120.000 jaringan ATM Prima yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hantu Paling Menyeramkan yang ada di Indonesia, Ada yang Berani?
Senin, 14 Februari 2022 - 11:58 WIB
VIVA – Hantu paling menyeramkan tampaknya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Tanah Air. Konon katanya, gambaran yang menyeramkan dan suara mengerikan membuat hantu ditakuti oleh banyak orang. Tidak sedikit yang lari terbirit-birit saat merasakan sosok tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri sudah mengenal hal-hal mistis mulai dari pesugihan, dukun, sampai makhluk astral yang sangat melekat di dalam kehidupan masyarakat Tanah Air.
Tentunya kita sudah mengenal berbagai cerita makhluk halus seperti pocong, genderuwo, sampai kuntilanak yang konon katanya ada di setiap daerah di Indonesia. Sosok hantu ini semakin melekat lantaran kerap diangkat ke dalam film horor Indonesia. Tapi ternyata, selain ketiga sosok tersebut yang kerap menjadi perbincangan, masih ada banyak hantu paling menyeramkan di Indonesia yang wajib diketahui, berikut ulasan selengkapnya.
Daftar Provinsi yang Sesuai Zona Waktu WIB, WIT, dan WITA
Jenis-Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia
Kebaya Jawa berkiblat dari model baju tradisional Surakarta atau Solo atau Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu pakaian tradisional ini dikenal juga sebagai Kebaya Jogja. Jenis busana ini merupakan salah satu busana klasik klasik yang berasal dari Jawa Tengah, di mana dulunya hanya kalangan keraton atau bangsawan saja yang bisa mengenakannya.
Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari bahan-bahan yang halus, seperti sutera, brokat, atau nilon. Detail pada motifnya juga sederhana, hanya berupa bordiran pita emas yang mengelilingi lengan, leher, depan dada, hingga ke bawah baju. Lehernya berbentuk V dengan bagian kancing depan yang terlihat mengunci rapat dan bagian depan, bawahnya meruncing. Panjangnya sampai di bawah panggul bahkan ada yang sampai ke lutut.
Sebelum mengenakan pakaian ini, si pemakainya harus menggunakan dalaman yang disebut kemben terlebih dulu oleh karena bahan Kebaya Jogja biasanya sangat tipis. Kemben pada busana ini kemudian diperkuat lagi dengan melilitkan stagen di bagian perut. Di Jawa, stagen ini biasa disebut kain tapih pinjung atau kain jarik yang bermotif batik.
Melansir Kompas.com, jurnal Perubahan Nilai dan Filosofi Busana Kebaya di Jawa Tengah (2019) yang ditulis Ratna Endah Dkk, pemakaian busana tradisional ini dipadukan dengan batik atau kain (wiru) panjang dari pinggang hingga mata kaki. Tapi ujung wirunya harus menampakkan warna putih (bagian yang tidak dibatik) saat dilipat.
Banyak orang yang sulit membedakan antara Kebaya Jawa dengan Kebaya Solo. Pada busana khas Solo tidak ada motif pita emasnya, dan jika baju dikancingkan, bagian bawah depan baju juga tidak mengerucut.
Yang berbeda lagi, Kebaya Solo hanya menggunakan tiga warna dasar, yaitu hitam, cokelat, dan kuning dengan motif bunga-bunga di seluruh baju.
Pada kain, wirunya tidak boleh ada yang berwarna putih. Dalam artian, seluruh bagian wiru harus dibatik.
Kebaya Encim merupakan baju tradisional yang berasal dari Betawi di mana bentuknya perpaduan budaya atau akulturasi budaya dari budaya Betawi dan Tionghoa, yakni baju melayu dan baju Shanghai.
Bahan baju encim ini terbuat dari kain katun atau organdi yang dihias dengan bordiran bunga atau binatang di bagian kerahnya yang berbentuk V serta bagian perut hingga ke bawah baju.
Busana ini termasuk salah satu busana yang cukup tua umurnya, dan sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Nama ‘encim’ sendiri berasal dari bahasa Hokkien, salah satu etnis Tionghoa yang banyak tinggal di Jakarta yang artinya ‘bibi’.
“Oh, kebaya yang dipakai si Encim, lama-lama disebutnya kebaya Encim,” kata Antropolog Diyah Wara, melansir Journey of Indonesia (13/8/2018), menerangkan asal-usul nama Kebaya Encim.
Dulunya pakaian encim ini hanya dikenakan oleh perempuan-perempuan yang berasal dari golongan menengah atas, entah itu masyarakat pribumi, keturunan Tionghoa, atau orang Eropa yang tinggal di Nusantara. Tapi sekarang, siapapun bisa memakainya.
Warna-warna pada baju Encim umumnya cerah, seperti pink, biru langit, kuning, toska, dan lainnya. Tiap warna ini mengandung makna yang berbeda.
Kebaya dari budaya Jawa lebih terpengaruh dari noni-noni peranakan Belanda yang berwarna putih dan menggunakan renda. Misalnya saja putih-biru yang bagi orang Tionghoa dilambangkan sebagai kedukaan atau berkabung. Meski demikian, warna ini merupakan warna favorit noni-noni Belanda di masa itu.
Artikel terkait: 6 Artis Kenakan Kebaya Rayakan Galungan, Anggun dan Menawan!
Model baju tradisional ini sempat happening setelah tahun 2015. Tadinya modelnya banyak dikenakan oleh wanita paruh baya saja, tapi kemudian perempuan-perempuan muda juga ikut berlomba-lomba mengenakannya.
Bedanya Kutubaru dengan yang lain adalah tambahan kain di bagian dada yang menghubungkan bagian depan kiri dan kanan layaknya sambungan. Untuk mempermanis tampilan, biasanya si pemakai akan menambahkan bros di bagian dadanya.
Tambahan kain di depan ini dalam dunia jahit-menjahit disebut sebagai bef.
Pakaian tradisinoal yang dipakai di Bali ini punya ciri khas yang lebih unik lagi. Seperti busana tradisional Jepang, kebaya Bali digunakan dengan tambahan obi pada bagian pinggangnya. Ini mempertegas bentuk pinggang dan menambah kesan anggun pada si pemakainya.
Sementara sebagai bawahan, Anda bisa menambahkan kamen atau rok dari lilitan kain yang ditenun.
Warna pada baju tradisional ini biasanya berwarna cerah, Bunda. Ini menggambarkan keanggunan dan kecerian perempuan-perempuan Bali. Selendang yang dililitkan di bagian perutnya juga memiliki makna tersendiri. Yaitu, harapan agar perempuan Bali mampu menjaga rahimnya dan menjauhi hal-hal negatif yang dapat menimbulkan keburukan.
Artikel terkait: 5 Selebriti Curi Perhatian Saat Gunakan Kebaya Bali, Intip Yuk
Busana tradisional untuk wanita Madura disebut dengan Kebaya Rancongan dan baju aghungan. Karakter dari busana khas Madura ini hampir serupa dengan kebaya pada umumnya. Model pas di badan, berlengan panjang, warnanya terang (merah, biru, hijau) dan dilengkapi stagen atau odhet yang diikat di bagian perut. Bagian bawahnya menggunakan sarung batik bermotif lasem, storjan, atau tabiruan.
Untuk menyempurnakan tampilan, bersama baju aghungan juga dikenakan kalung brodong, yaitu kalung emas berbentuk rentengan biji jagung, juga shelter penthol atau giwang emas. Pada bagian dada disematkan hiasan emas berupa perahu berundak tiga.
Selain Kebaya Rancongan ada juga Kebaya Bengkal yang berasal dari Kabupaten Bangkalan. Bahannya dari beludru bersulam benang emas dengan merah sebagai warna dasar kain. Motifnya polos dan bentuknya pendek. Sebagai bawahan digunakan songket berbahan sutra merah bermotif kotak-kotak.
Bagaimana dengan Bunda, ada berapa jenis kebaya yang Bunda miliki saat ini di lemari?
Tak Hanya Elegan, 6 Pakaian Adat Jawa Tengah Lambang Kekayaan Khazanah Budaya
10 Potret Menawan Selebriti Maternity Shoot dengan Baju Tradisional Indonesia
10 Potret Gemas Anak Artis Pakai Baju Adat Jawa
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Perbedaan WIB, WIT, dan WITA
Pembagian wilayah waktu di Indonesia diatur sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1987 yang ditetapkan pada tanggal 26 November 1987 oleh Presiden Soeharto.
Merujuk pada aturan tersebut, Indonesia mulai menerapkan pembagian waktu tolok di Indonesia yaitu WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur).
Mengutip laman pusdik.kkp.go.id, waktu tolok adalah waktu menengah yang berlaku bagi suatu wilayah negara, dan yang tidak selalu sama dengan waktu mintakad (Zone Time), sehubungan dengan kepentingan lalu lintas di negara yang bersangkutan.
Antara daerah WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur) memiliki selisih waktu satu hingga dua jam.
Perbedaan waktu antara WIB, WIT dan WITA dapat diamati pada tabel berikut:
Sementara, selisih waktu tolok Indonesia dengan GMT adalah WIB = GMT + 7 jam, WITA = GMT + 8 jam, dan WIT = GMT + 9 jam sebagai cara untuk menghitung perbedaan waktu secara internasional.
WIB (Waktu Indonesia Barat)
WIB memiliki perbedaan waktu satu jam lebih lambat dari WITA, dan dua jam lebih lambat dari WIT dengan wilayah mencangkup: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Bengkulu, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.